PPAD
Serba-serbiWirausaha

Mastitis Masih Mengancam Sapi Perah Indonesia

PPAD Prosperity– Mastitis—penyakit yang menyerang kelenjar susu—hingga saat ini masih menjadi ancaman bagi sapi perah. Gara-gara mastitis produksi susu menjadi turun dan berkualitas rendah. Bila tidak teratasi dengan baik, maka kerugian ekonomi peternak akan merusak roda perputaran ekonomi bagi mereka.

Dikutip dari unair.ac.id, drh Vincent Setiawan mengatakan, mastitis akibat infeksi bakteri Streptococci mastitis melalui faktor kontaminasi dan lingkungan. Pertama bakteri akan merusak jaringan sisterna ambing yang besar. Bakteri tersebut akan bertemu dengan leukosit yang secara alami dalam jumlah kecil dalam susu. Jika bakteri tidak sepenuhnya hancur, mereka terus berkembang biak dan mulai menyerang saluran yang lebih kecil dan area alveolar.

“Susu yang menggumpal dapat menutup saluran, dan akibatnya mengisolasi daerah yang terinfeksi,” katanya.

Kepala Lab and QC Section PT. Global Dairi Alami tersebut menuturkan mastitis dapat terjadi secara klinis maupun subklinis. Jika secara visual, mastitis subklinis tidak dapat teramati secara langsung lewat perbesaran ambing. Walau terlihat tanpa gejala, infeksi mastitis subklinis menyebabkan cemaran sel punca ke dalam susu sehingga viskositasnya mengalami pengentalan. 

“Oleh karena itu di masa yang akan datang, cemaran sel punca harusnya bisa masuk ke dalam indikator SNI kualitas susu,” tuturnya.

Pengobatan dan Pencegahan

Alumnus Magister Veteriner FKH UNAIR tersebut menjelaskan bahwa pengobatan mastitis dapat dilakukan pada masa laktasi dan masa kering kandang. Pada masa laktasi penggunaan antibiotik secara parenteral maupun intramammary dengan tingkat kesembuhan yang berbeda.

“Penggunaan antibiotik β-Lactam pada pengobatan mastitis karena infeksi streptococci masih menjadi pilihan utama,” jelasnya.

Sedangkan pengobatan masa kering kandang menjadi pilihan pengobatan terutama pada infeksi yang bersifat kronis. Pengobatan seringkali dengan kombinasi parenteral atau non-antibiotic intramammary teat seal. Sapi yang mengalami produktivitas rendah akibat mastitis dapat dengan pengafkiran maupun dengan melakukan operasi penutupan saluran ambing untuk mencegah kerugian berlebih. 

Dengan dampak negatif yang dapat terjadi tersebut, mencegah terjadinya mastitis menjadi pilihan paling tepat daripada pengobatan. Tindakannya dapat berfokus pada menjaga kebersihan dan higienitas lingkungan kandang. Termasuk area calving dan pemerahan penggunaan desinfektan post-milking.***

Related posts

Respon Cepat Mensos Tangani Kasus Lansia Sebatang Kara di Kabupaten Tangerang

admin

UU Kesejahteraan Lansia Upaya Berikan Kehidupan Layak Bagi Warga Berusia Senja

admin

Presiden Jokowi Ajak Tingkatkan Optimisme dalam Pengendalian Inflasi

admin

bank bjb Raih “Diamond Throphy” dalam ajang 28th Infobank Banking Apreciation 2023

admin

Sejuta Manfaat Buah Naga, di Antaranya Cegah Kanker dan Turunkan Gula Darah

admin

Beri Dukungan Moril pada Prajurit, Pangdam XII/Tpr Kunjungi Wilayah Zona Merah di Papua Tengah

admin

Leave a Comment