PPAD Prosperity— Tim Pekan Kreativitas Mahasiswa (PKM) Universitas Airlangga (UNAIR) berhasil menciptakan biopori serat fiber dan sampah plastik. Tim tersebut beranggotakan Tsabitah Rif’ah Nur Rahmah, Faiz Wildan Anshory, Ferdy Arrosyd, Vina Rohmatak, dan Nafisa Dwi Agustina
Kelimanya bekerja sama dengan mitra di Desa Panglungan untuk melakukan pembuatan biopori dari sampah plastik dan serat fiber. Kegiatan itu telah berlangsung pada tanggal (27/6/2024) di Desa Panglungan.
“Pembuatan biopori ini bertujuan untuk memberikan pelatihan dan sebagai salah satu upaya pengurangan limbah plastik yang sia-sia dan kurang berguna digunakan sehari-hari,” ujar Tsabita kepada UNAIR NEWS, dilansir unair.ac.id
Proses Pembuatan
Selama kegiatan berlangsung, tim yang dijuluki Osteoblast itu melakukan pembakaran sampah plastik hingga berubah bentuk menjadi cairan. Kemudian setelah sesuai, dilanjutkan dengan menuangkan pada cetakan biopori sehingga bentuknya sesuai yang diinginkan. Seusai itu, ditunggu hingga kering dan dilanjutkan dengan pemotongan hingga sesuai dengan kebutuhan dan pembentukan serta direkatkan.
“Pembuatan biopori ini berjalan dengan kondusif dan terkendali serta diselingi beberapa masukan masukan yang membangun. Sehingga jadilah biopori dari sampah plastik serta serat fiber,” imbuh Tsabita.
Tsabita juga mengatakan bahwa kerja sama tersebut bertujuan untuk membuat biopori dengan memanfaatkan limbah sampah plastik. Hal itu harapannya dapat mengurangi sampah dan memberdayakan masyarakat dengan inovasi mereka.
Penanaman Biopori
Tidak hanya membuat biopori, tetapi tim juga turut menanam biopori bersama kader pada rumah masing masing. Menurut Tsabita, selama sesi kegiatan berlangsung telah tertanam biopori di dekat lokasi sumber mata air yang mana merupakan salah satu sumber mata air desa yang penting.
“Kader diberikan biopori untuk ditanam dirumah masing masing. Namun, sebelum itu para kader ini kami tunjukan bagaimana cara menanam biopori dengan baik dan benar sesuai dengan buku pedoman yang telah kami berikan juga,” terangnya.
Kemudian, kegiatan dilanjutkan dengan penanaman para kader masing-masing. Penanaman biopori terus dam monitor dan arahkan supaya nantinya untuk meminimalkan kesalahan dalam pemasangan. Penanaman biopori tersebut menjadi salah satu upaya pencegahan tanah longsor dan juga daerah yang kekurangan resapan air. “Harapannya kegiatan ini dapat berlanjut dengan baik sehingga berdampak dengan mencegah sebelum memperbaiki,” tuturnya. ***Unairnews