PPAD
Serba-serbi

Rektor IPB University: Inovasi Kunci Kemandirian Pangan

PPAD Prosperity— Rektor IPB University, Prof Arif Satria menyatakan inovasi merupakan cara dalam memajukan perekonomian negara.

“Global Innovation Index (GII) dengan Gross Domestic Product (GDP) per kapita berkorelasi positif.  Semakin tinggi GDP per kapita per tahun, semakin tinggi pula skor GII. Jika ingin menjadi negara yang ekonominya bagus dan maju, tidak ada cara lain selain inovasi yang harus digenjot,” ucap Prof Arif Satria dalam Talkshow Agroteknologi 5.0 dengan tema “Integritas Teknologi dan Sumber Daya Manusia” di Aula Kampus Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Bogor, baru-baru ini.

Menurut Ketua Umum Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) itu, inovasi 5.0 tidak hanya bicara soal digital saja tetapi juga mengenai material baru. Menuju kemandirian pangan, inovasi perlu dilakukan agar tidak terjadi ketergantungan hanya pada satu komoditas saja. Prof Arif mengambil contoh inovasi pangan yang dihasilkan mahasiswa IPB University.

“Seperti yang kita tahu, tebu merupakan gula generasi pertama. Saat ini, gula generasi ketiga dihasilkan melalui kulit singkong dan limbah sawit. Mahasiswa IPB University menemukan inovasi gula dari kulit singkong,” ujarnya.

Contoh lain, sebut dia, beras saat ini bisa berasal dari jagung. Bahkan, mahasiswa IPB University mampu membuat beras dari rumput laut. Setelah dimasak menjadi nasi, rasanya pun sama seperti nasi pada umumnya.

Prof Arif juga menjelaskan beberapa produk inovasi lainnya seperti pelapis pesawat tempur yang terbuat dari chitosan (kulit udang). Hal ini menunjukkan sektor agromaritim disertai pemanfaatan teknologi menjadi potensi kuat terciptanya beragam inovasi baru.

“Dunia agromaritim adalah dunia untuk kehidupan. Material baru menjadi keniscayaan agar ketahanan pangan kita semakin tangguh, tidak tergantung pada satu komoditas,” imbuhnya.

Prof Arif mendorong pelajar dan mahasiswa untuk turut andil dalam meningkatkan kemandirian pangan. Ia menjelaskan, IPB University turut mengarahkan mahasiswanya untuk menjadi technopreneur dan sociopreneur. Melalui program One Village One CEO (OVOC), teknologi serta inovasi yang dihasilkan mahasiswa di kampus dapat didistribusikan ke desa-desa.

“CEO merupakan mahasiswa tingkat akhir dan alumni. Mereka akan mendampingi Badan Usaha Milik Desa (BumDes). Alhamdulillah, kami sudah menyentuh 300 desa. Semoga dengan adanya program tersebut, dapat menciptakan generasi muda yang melek pertanian,” pungkasnya.***ipb.ac.id

Related posts

PPKM Dicabut, Presiden: Jangan Khawatir Bansos Tetap akan Berlanjut di 2023

admin

Pengaruh Apel pada Diabetes dan Kadar Gula Darah

admin

Ini Lima Makanan yang Beri Efek Detoksifikasi

admin

Woww, bank bjb Manjakan Pengguna DIGI dan DigiCash dengan Diskon Merchant

admin

Antisipasi Dampak El Nino dengan Perkuat Sektor Pertanian dan Perkebunan

admin

Efisiensi Pengembangan Budidaya Ikan Gabus Nasional Jangan Sampai Kalah dari Negara Lain

admin

Leave a Comment