PPAD Prosperity— Siapa yang tidak mengenal Kampung Durian di RT 03 RW 01 Dusun Kembang Manyul, Desa Girimulyo, Kabupaten Ngawi. Kampung ini terkenal dengan sebutan kampung durian khususnya jenis montong, lantaran lebih dari 50 keluarga di sini memiliki pohon durian di halaman rumahnya.
Bahkan banyak yang memiliki lebih dari satu pohon durian di setiap rumah. Sehingga kalau melintas disana dan bertepatan dengan panenan maka di kiri kanan terlihat durian2 yang menggelantung di halaman rumah.
Pada Sabtu (11/3) Gubernur Khofifah didampingi Bupati Ngawi meninjau kampung tersebut sekaligus ikut memanennya.
Gubernur Khofifah mengatakan, kualitas durian Ngawi tidak perlu diragukan lagi. Durian Ngawi termasuk dalam varietas durian unggul sejak bertahun-tahun silam.
“Mulai dari montong di sini sudah ditanam sejak 12 tahun lalu. Kemudian ada musang king dan turunannya seperti black thorn, bawor, dan varietas-varietas unggulan lainnya juga ada di sini,” ujarnya.
Untuk itu, Gubernur Perempuan Pertama di Jatim ini mendorong agar para petani durian di Kabupaten Ngawi meningkatkan pengolahannya. Yakni dengan menggunakan teknologi yang bisa membekukan daging durian. Sehingga bisa meningkatkan nilai ekonomis dari durian yang ada di Kabupaten Ngawi. Khususnya penjangkauan pasar lebih luas lagi.
“Pengolahannya cukup dengan teknologi frozen. Jadi buah durian setelah dipetik, kemudian dagingnya dikemas dan dibekukan,” imbuhnya.
Dengan mengemas dan membekukan daging buah durian, selain lebih praktis bagi para pembeli, juga memungkinkan untuk di kirim ke daerah yang jauh. Bahkan, bisa pula diizinkan masuk bagasi pesawat. Selain itu, dengan durian frozen juga bisa membuka peluang untuk di ekspor ke luar negeri baik dengan kulit maupun kemasan.
“Dengan packaging tertentu bisa naik pesawat jadi ini bisa menjadi gift kemana-mana bahkan bisa ke luar negeri,” ujarnya.
Gubernur Khofifah menambahkan, pengemasan dan teknologi frozen ini pula yang membuat orang kalau cari musang king biasanya lebih mudah. Untuk itu, ia mendorong agar teknologi ini bisa di siapkan untuk para petani durian.
“Agar durian di Kabupaten Ngawi memiliki nilai tambah dan meningkatkan nilai kompetitifnya juga,” imbuhnya.
Pedampingan dari pihak pemerintah juga akan terus dilakukan untuk mendukung produktivitas petani durian. Terutama dalam upaya replanting terhadap varietas-varietas tertentu. Sehingga kualitas maupun kuantitas durian yang dihasilkan bisa semakin meningkat.
Sebagai informasi, Jawa Timur merupakan provinsi dengan produksi durian terbesar di Indonesia. Berdasarkan data dari Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur, produksi durian Jatim di tahun 2022 mencapai 419.848,87 ton. Sedangkan Kabupaten Ngawi memiliki produksi durian mencapai 13.915,45 ton di tahun 2022.
Terdapat beberapa jenis durian yang ada di desa ini. Di antaranya Durian Lokal Semi Montong, Durian Montong, Durian Madu, Durian Arjuna, Durian Srikandi, dan Durian Madu.
Dalam kunjungannya, Gubernur Khofifah berkesempatan mencicipi masing-masing jenis durian yang ada di kampung durian ini. Mantan Menteri Sosial RI ini juga memuji inovasi di bidang holtikultura yang dilakukan oleh warga Ngawi.
“Saya sampaikan ke mana-mana, anak-anak muda di Ngawi ini paling top kalau terkait kultur jaringan dan inovasi holtikultura,” ujarnya disambut gemuruh tepuk tangan warga.
Sementara itu, Bupati Ngawi Ony Anwar Harsono menyampaikan bahwa kedatangan Gubernur Khofifah ini bisa menjadi suntikan semangat tersendiri bagi para petani durian di Kabupaten Ngawi. Sebab, durian yang mereka tanam mendapat pujian langsung dari orang nomor satu di Jatim ini.
“Ibu Gubernur yang menilik langsung ke sini, menjadi penyemangat bagi para petani. Semoga dengan suntikan semangat ini membuat produksi durian di Ngawi semakin banyak lagi,” ujarnya.
Ia juga menambahkan bahwa jalur pendakian gunung Lawu yang akan dibuka di akhir tahun akan menambah prospektus pariwisata berbasis agro di Ngawi. Hal ini bisa menjadi peluang promosi bagi produk-produk agro di Ngawi, termasuk duriannya.***