PPAD
Berita Mabes AD

Membedah Kekuatan Budaya Lokal sebagai Strategi Pertahanan ala Mayjen Farid Makruf

PPAD Prosperity— “Suatu kehormatan bagi saya, buku tulisan kami: “Tadulako” dan “Poso” diterima oleh Panglima TNI di Lanudal, Juanda pada Selasa, 13 Juni2023,” kata Panglima Kodam V Brawijaya Mayjen Farid Makruf, usai mengantar Panglima TNI Laksamana Yudo Margono di Bandar Udara Juanda.

Pangdam mengatakan, buku Tadulako ini menceritakan tentang leluhur Sulawesi Tengah; Tadulako, dari mitos ke realitas.

“Saya sangat mencintai budaya-budaya yang ada di Indonesia. Sehingga setiap saya bertugas di suatu daerah. Saya akan mencari tahu dulu seperti apa budaya itu,” kata Farid.

Setiap kali melakukan kunjungan ke daerah-daerah, Pangdam selalu menanamkan dan memberikan contoh kepada anggotanya agar mencintai budaya daerah setempat. Karena budaya setempat itulah ciri dan identitas dan kekuatan kita.

“Saya sampaikan ke Panglima TNI langsung sewaktu saya menyerahkan buku ini, bahwa budaya itu melambangkan kekuatan dan kelemahan sebuah bangsa dan itu saya tuangkan dalam buku Tadulako,” kata Mayjen Farid Makruf.

Saat kuliah di Inggris, Pangdam pernah mempelajari yang namanya strategi culture. Strategi culture itu menggambarkan bagaimana budaya itu dipakai oleh suatu bangsa untuk berperang. Juga bagaimana mereka mempelajari kelemahan dan kelebihan sebuah bangsa dari budayanya itu dicari kelemahan dan kekuatannya.

“Strategic Culture itu sudah dilakukan oleh Jack Snyder pada tahun 1950 dan diterapkan pada saat perang dunia ke II dan perang dingin. Makanya saya sangat stuju menanamkan kepada anggota TNI disetiap daerah agar mencintai budaya setempat. Karena budaya setempat itulah ciri identitas dan kekuatan kita,” jelasnya.

Saat itu juga Panglima Laksamana Yudo bertanya ke Pangdam Farid Makruf; “Wah di waktu sibuk seperti ini, kamu masih sempat nulis?” tanya Panglima Yudo.

Mayjen Farid Makruf pun menjawab; “Siap pak panglima. Saya masih sempat menulis buku. Karena di sela-sela kesibukan saya, saya selalu mencatat apa yang saya lakukan dalam perjalanan dinas saya, ” jelas Farid ke Yudo.

Panglima TNI pun menerima buku itu dengan senang hati. Ia pun mengucapkan terimakasih. Sedangkan buku “Poso”, lanjut Farid, menjelaskan di hadapan Panglima Yudo, buku Poso ini adalah bukti sinergitas yang tidak hanya pada lips service.

“Buku ini menceritakan sinergitas antara pak Rahman Baso mantan Kapolda Sulteng dengan saya yang waktu itu sebagai Danrem Sulteng,” tuturnya.

Menurut Pangdam, persoalan Poso itu selesai karena sinergitas. “Kedua buku itu menceritakan kisah nyata” ucapnya.

Mendengar penjelasan Pangdam, Panglima Yudo pun memujinya. “Tidak banyak Jenderal yang mau menulis kayak kamu. Nanti saya akan baca dua buku ini. Terima kasih ya,” tutup panglima.

Mayjen Farid Makruf mengakui setiap Panglima Yudo melakukan kunjungan kerja ke wilayah Kodam V Brawijaya, banyak hal positif yang didapatkannya.

“Saya tidak muji Panglima TNI Laksamana Yudo, tapi kenyataannya memang Panglima Yudo adalah orang baik. Auranya selalu memancarkan hal positif bagi saya,” ujarnya.

Mayjen Farid Makruf mengatakan, hal pertama yang disukainya dari Panglima Yudo itu adalah selalu memperhatikan aspirasi bawahannya. (Dispenad)

Related posts

Kasad: TNI AD Konsisten Lestarikan Lingkungan

admin

Perwira TNI AD, Sebuah Amanah Mulia dengan Tanggung Jawab Besar

admin

Kolonel Krisna Murti Jabat Danpusdikkes Puskesad Gantikan Kolonel I Nyoman Linggih

admin

Kasad Ajak Masyarakat Dukung Program Ketahanan Pangan

admin

Kasad Minta Mahasiswa Waspada dan Bijak Menghadapi Era Disrupsi

admin

Kasad: Media Adalah Modal Penting Mencari Solusi Permasalahan Bangsa

admin

Leave a Comment