PPAD
Kesehatan

Guru Besar UNAIR Ungkap Potensi Siwak bagi Lingkungan dan Kesehatan Gigi

PPAD Prosperity— Siwak sejak ribuan tahun lalu telah digunakan untuk membersihkan gigi dan kesehatan rongga mulut. Penelitian dari berbagai bidang juga menunjukan bahwa siwak memiliki kandungan bahan aktif serta memiliki potensi terdapat pengembangan berkelanjutan.

Sebagai sarana pembersihan gigi dari bahan alami, frekuensi pemakaian siwak bisa lebih sering dari pada sikat gigi pada umumnya. Hal ini berimbas baik pada pengendalian kondisi dan stabilitas rongga mulut.

Demikian diungkapkan Prof Dr drg Taufan Bramantoro MKes sebagai Guru Besar bidang Ilmu Manajemen dan Kedokteran Gigi Universitas Airlangga dalam orasi ilmiahnya beberapa waktu lalu.

“Tentunya ini dapat menutup kesempatan bakteri di rongga mulut untuk aktif beroperasional, karena kondisi derajat keasaman rongga mulut yang lebih stabil,” jelasnya sebagaimana dikutip dari unairnews

Dijelaskan, alat yang berasal dari dahan atau akar salvadora persica itu juga berdampak positif terhadap risiko pencemaran lingkungan yang biasanya dihasilkan oleh upaya promotif dan preventif kesehatan gigi.

“Karena berbahan dasar alami, maka sampah dari siwak bersifat organik, bahkan dapat berpotensi menjadi penyubur tanah,” ungkapnya.

Siwak dapat digunakan tanpa dibilas, karena tidak meninggalkan sisa zat berbahaya bagi tubuh. Untuk itulah, siwak dapat menjadi solusi bagi daerah-daerah terpencil yang memiliki keterbatasan air bersih, alat, ataupun sarana kesehatan gigi.

Prof Taufan memaparkan, perlu upaya lebih dalam memasyarakatkan siwak dan kebermanfaatannya. Butuh integrasi dari berbagai pihak agar masyarakat mampu mengetahui fitur, fungsi, hingga keberlanjutan bagi peradaban kesehatan.

“Untuk mewujudkan tagline gigi sehat, lingkungan pun ikut senang, mari sempurnakan dengan siwak karena gigi sehat adalah hak umat manusia,” ungkapnya.

Sebagai informasi, Prof Taufan juga terkenal akan aplikasi ciptaannya bersama dr Manggala Pasca Wardhana SpOG, yakni TIMANG App. Aplikasi penghitung gerak janin tersebut untuk mengetahui kondisi kesehatan janin serta menurunkan angka kematian janin. Aplikasi ini tercipta saat Prof Taufan kehilangan anak keduanya yang masih berada di dalam kandungan.***unair.ac.id

Related posts

Indonesia akan Rumuskan Regulasi Pelarangan Penggunaan Lemak Trans pada Industri Makanan

admin

Penelitian: Minum Kopi dan Teh Terlalu Panas Bisa Picu Kanker

admin

Ini Dia 6 Buah yang tidak Boleh Dimakan Penderita Jantung

admin

Gula Batu vs Gula Pasir, Mana yang Lebih Sehat?

admin

Enam Jenis Makanan untuk Merawat Kesehatan Paru

admin

Enam Suplemen yang Bisa Menurunkan Tekanan Darah Tinggi

admin

Leave a Comment