PPAD Prosperity— Dokter spesialis jantung dan pembuluh darah Rumah Sakit Airlangga dr Hendri Susilo dr Sp Jp FIHA menjelaskan beberapa pendekatan umum untuk mendiagnosis pasien dengan serangan jantung.
“Ketika mendapatkan kondisi pasien dengan keluhan nyeri dada yang tidak stabil, kualitas nyeri skala 7 dari 10, menjalar ke lengan kiri dan punggung, sedangkan pemeriksaan tanda-tanda vital dan fisik normal, hal itu bisa menjadi ciri-ciri serangan jantung,” jelas dr Hendri sebagaimana dikutip dari laman unair.ac.id
Menurut dr Hendri, terdapat perbedaan keluhan serangan jantung pada pasien perempuan dan laki-laki. “Pada pasien perempuan gejalanya lebih tidak jelas, dan ada yang mengeluhkan nyeri di lengan. Sedangkan ciri-ciri pada pasien laki-laki biasanya lebih khas dan jelas, seperti merasakan tekanan pada dada, sesak, punggung sakit, dan kelelahan,” ujar dr Hendri.
Keluhan nyeri dada yang disebutkan pasien biasanya dideskripsikan sebagai nyeri dengan perasaan seperti dijepit, diikat tali, atau ditindih pada bagian dada.
“Jika pasien sudah mengeluh demikian, harus lebih waspada karena itu termasuk tanda serangan jantung,” ungkap dr Hendri.
“Di samping gejala-gejala tersebut, harus dicari lagi keluhan lain yang menambah spesifikasi, seperti adanya nyeri yang menjalar hingga lengan, berkeringat, nyeri punggung, atau kadang rasa mual,” sebutnya. Menurut dr Hendri, ada empat hal yang harus dipastikan pada pasien yang menunjukkan tanda-tanda serangan jantung.
“Pertama apakah terjadi prolonged, yaitu nyeri dada berkepanjangan selama lebih dari 20 menit. Kemudian de novo, apakah pasien benar benar baru merasakan nyeri dada, dan belum pernah merasakan itu sebelumnya,” jelas dr Hendri.
Selain itu, dokter harus memastikan apakah pasien merasakan intensitas nyeri dada yang lebih berat dari biasanya, apakah pasien tersebut sudah biasa berobat dan merasakan nyeri yang lebih berat.
“Ada juga post myocardial infarction angina, jadi pasien yang pernah serangan jantung dan mengalami nyeri lagi, jika ditemukan satu diantara empat gejala itu, secara awam bisa disebut serangan jantung,” katanya.
dr Hendri berpesan kepada dokter dan tenaga medis di puskesmas jika menangani pasien dengan serangan jantung hal utama yang perlu dilakukan adalah reperfusi.
“Awalnya lakukan anamnesis yang jelas, singkat, dan padat dengan melihat gejala-gejala serangan jantung. Ketika sudah yakin, lakukan ECG. Jika menunjukkan adanya gangguan gelombang segera rujuk ke rumah sakit,” tuturnya.
Ia juga menekankan, reperfusi yang semakin cepat akan menghasilkan outcome yang semakin baik pada pasien.***/din