PPAD
Serba-serbiTipsWirausaha

Bisa Rugi Besar! Jangan Beternak Kerbau/Sapi Berdampingan dengan Domba

PPAD Prosperity— Meski terbilang lama berkecimpung di dunia peternakan, namun ternyata tidak semua peternak tahu bahwa beternak kerbau/sapi tidak bisa dilakukan berdampingan dengan domba. Minimnya pengetahuan ini bisa menjadi petaka bagi peternak. Alih-alih meraih banyak untung, justru bisa jadi kerugian besar lantaran kerbau atau sapi yang dipelihara berdampingan dengan domba menderita sakit dan mati.

Kisah yang ditulis Moh. Ali Hamidy EAF, S.Pt., M.Si, Penyuluh Pertanian Madya
Koordinator PPL Kecamatan Kaliwungu Kabupaten Kudus, di laman cybex.pertanian.go.id , ini, bisa menjadi pembelajaran bagi peternak atau calon peternak.

Pak Nur Hamdan adalah petani di Poktan Muria, Desa Karangampel, Kecamatan Kaliwungu, Kabupaten Kudus. Selain bertani, Pak Nur Hamdan juga beternak. Salah satu ternak yang dipelihara adalah kerbau. Beternak kerbau sudah dilakukan bertahun-tahun dan sudah banyak keuntungan yang didapatkan. Ternak kerbau tersebut dijual pada saat momentum Idul Kurban.

Setelah Idul Kurban tahun lalu, Pak Nur Hamdan menyampaikan jika akan memelihara domba sebagai upaya untuk mendapatkan penghasilan tambahan dari beternak. Beternak domba dan kerbau dianggap lebih hamat dan efisien karena bisa memanfaatakan pakan yang sama, yaitu jerami padi hasil panen sendiri. Selain ini beternak domba dengan kerbau bisa menghemat tempat.

Petugas PPL (Penyuluh Pertanian Lapangan) kemudian menyampaikan risiko berternak kerbau bersamaan dengan domba. Kerbau akan terkena penyakit yang berakibat fatal dan kematian. Namun Pak Nur Hadan tetap saja beternak domba dan kerbau tersebut di satu tempat.

Beberapa waktu kemudian, saat Ketua PPL berkunjung, Pak Nur Hamdan menyampaikan, ternak kerbaunya sakit dan kemudian dipotong paksa. Ternak kerbau tersebut terkena penyakit MCF (malignant catarrhal fever)selama beberapa hari. Sudah diupayakan pengobatan untuk mengobati ternak tersebut, namun gagal.

Akhirnya ternak tersebut dipotong paksa dan pak Nur Hamdan menderita kerugian lebih dari sepuluh juta rupiah.

Penyakit MCF dan Bahayanya

Banyak peternak belum mengetahui bahaya memelihara ternak sapi berdekatan dengan ternak domba. Mereka hanya berfikir bahwa memelihara sapi dan domba di kandang yang sama lebih hemat dan efisien. Sapi dan domba merupakan hewan herbifora, mempunyai ragam pakan yang sama yaitu dari tumbuh-tumbuhan.

Meskipun sapi dan domba keduanya adalah hewan herbifora, namun jika dipelihara berdekatan akan menyebabkan penyakit. Penyakit tersebut akan menyerang sapi. Pada domba tidak akan muncul gejala penyakit, namun domba menjadi karier (pembawa) penyakit tersebut. Penyakit tersebut bersifat fatal dan bisa mengakibatkan kematian sampai 100 %. Penyakit tersebut dinamakan MCF.

Interaksi antara sapi dan domba dapat memicu penularan penyakit MCF. Penyakit MCF akan muncul pada sapi yang digembalakan berdekatan dengan domba, karena domba merupakan kerier untuk penyakit MCF.

Penyakit MCFsering disebut dengan penyakit ingusan adalah penyakit demam tinggi yang menyebabkan kematian pada sapi dan kerbau yang disebabkan virus. Virus penyebab penyakit ini adalah herpesvirus yang termasuk dalam genus Macavirus dan sub-famili Gammaherpesvirinae.

Penularan penyakit ini dapat terjadi melalui kontak langsung dengan cairan hidung dan mata hewan yang terinfeksi. Penularan juga bisa terjadi melalui makanan, minuman dan peralatan yang tercemar virus ini. Kontak tidak langsung bisa menyebabkan virus ini menyebar. Penularan antara sapi tidak pernah dilaporkan, namun penularan dari domba pada sapi dan kerbau sering terjadi.

Gejala penyakit MCF adalah demam, terdapat keropeng pada mulut luar, keluarnya air mata yang berlebihan dan eksudat (cairan) pada hidung yang bisa berkembang menjadi pendarahan.

Gejala lainnya adalah kornea menjadi keruh, penurunan produksi susu, gangguan pernafasan, radang saluran pencernaan disertai pendarahan, diare, disentri, nekrosis (kematian dini sel) pada kulit. Selain itu juga ternak mengalami pembengkakan vulva, ambing mengelupas, kulit menjadi peka secara berlebihan, gerakan mata tidak terkontrol, kejang dan koma.

Kebutaan permanen bisa terjadi pada ternak yang terinfeksi. Kematian ternak dapat terjadi sangat cepat, yaitu 12 – 24 jam setelah gejala muncul, tergantung dari tingkat keparahan penyakit.

Tidak ada pengobatan secara khusus untuk MCF. Hanya ada obat untuk mencegah terjadinya komplikasi atau mengurangi keparahan penyakit. Kematian akibat MCF dapat mencapai 100%. Sehingga pencegahan menjadi satu-satunya yang dapat dilakukan.

Upaya yang bisa dilakukan sebagai tindakan pencegahan adalah memisahkan kandang sapi dengan domba dengan jarak minimal 1 km dan  tidak menggembalakan kerbau di lingkungan yang dekat dengan kandang domba.

Penyakit dan kematian ternak adalah dua hal yang dihindari peternak karena dapat menyebabkan kerugian yang sangat besar. Oleh karena itu peternak harus menghindari  memelihara ternak sapi dan domba di lokasi yang berdekatan karena akan menyebabkan penyakit MCF dan kematian ternak.***cybexpertanian

Related posts

Varian XBB Terdeteksi di Indonesia, Masyarakat Diminta Waspada

admin

Kementan Cetak Sawah Baru 1.000 Ha di Merauke, Keinginan Warga Distrik Kurik Terpenuhi

admin

Kementan Ajak Agripreuner Jeli Lihat Peluang Hilirisasi Pertanian

admin

Daun Kenikir untuk Mengobati Diabes, Cobalah!

admin

Di Tengah Tekanan Ekonomi, bank bjb Optimistis Kinerja Kredit Tetap Tumbuh

admin

Trembesi, Hikayat Abadi Djarum dan Doni

admin

Leave a Comment