PPAD Prosperity— Siapa yang tak kenal singkong? Tanaman asli Amerika Selatan ini, dikenal luas dan disukai oleh masyarakat Indonesia. Tanaman ini mudah dibudidayakan bahkan di lahan kering masam.
Lahan kering masam adalah lahan yang tidak pernah tergenang atau digenangi air hampir sepanjang tahun. Sebagai penciri spesifik yang membedakan dengan lahan kering lainnya adalah rata-rata pH tanah.
Di Indonesia singkong banyak dibudidayakan oleh petani di lahan kering masam. Salah satunya petani singkong di Kabupaten Sukabumi yang mayoritas melakukannya di lahan kering masam secara turun temurun.
Berdasarkan pengujian hasil uji lab tanah, lahan kering masamnya mempunyai kadar pH 4,6-5,3, Al-dd 3,89 – 13,7 cmol/kg, dan kejenuhan Al-dd 3,56 – 52,65%. Sehingga produktivitas ubi kayu yang ditanam tergolong masih rendah dan perlu ditingkatkan.
Berikut ini adalah paparan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) melalui Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi (Balitkabi) dalam meningkatkan produktivitas singkong di Sukabumi. Untuk itu dilakukan kegiatan demfarm seluas 6 ha pada lahan milik 16 petani dari Kelompok Tani Boga Citra, Desa Sukaharja, Kecamatan Warungkiara, Kabupaten Sukabumi.
Varietas yang digunakan pada lokasi demfarm menggunakan varietas lokal yaitu varietas Manggu dan varietas unggulan Balitbangtan yaitu varietas Adira 1. Selanjutnya, kedua varietas tersebut dibagi menjadi tiga pelakuan yang berbeda, yaitu cara pemupukan yang biasa petani lakukan berupa 250 Phonska + 100 Urea kg/ha + 5 t/ha pupuk kendang.
Kemudian, pelakuan kedua yaitu pemberian pemupukan yang biasa petani lakukan ditambah 50 KCl + 750 dolomit kg/ha, dan perlakuan ketiga pemupukan yang biasa petani lakukan ditambah 100 urea + 50 KCl + 750 dolomit kg/ha.
Hasilnya, pemberian tambahan pemupukan tersebut menunjukkan peningkatan hasil di antaranya, varietas lokal Mangu produktivitasnya meningkat sebanyak 4,5 % sampai dengan 6,5 % dari perlakuan pemupukan yang biasa petani lakukan.
Selain itu, peningkatan produktivitas juga terjadi pada varietas Adira 1 yang hasilnya lebih tinggi dari varietas lokal Manggu yaitu sebanyak 9,8 % sampai dengan 18,4 % dari perlakuan pemupukan yang biasa petani lakukan juga.
Peningkatan hasil ini mengindikasikan bahwa budidaya singkong atau ubi kayu pada lahan kering masam dapat ditingkatkan produktivitasnya melalui perbaikan teknik budidaya, yaitu tambahan pemupukan NPK dan dolomit.
Selain itu, perbaikan teknik budidaya dengan tambahan pemupukan NPK dan dolomit juga meningkatkan kualitas umbi pada varietas Adira 1 yang diindikasikan oleh peningkatan kadar pati sebanyak 1-2 %.
Selanjutnya, peningkatan produktivitas budidaya ubi kayu pada lahan kering masam dengan perbaikan pemupukan juga berdampak pada peningkatan pendapatan petani, karena teknik budidaya pada demfarm yang ditampilkan secara ekonomi menguntungkan dan layak.
Sebagai tambahan informasi bahwa lahan kering masam adalah lahan yang tidak pernah tergenang atau digenangi air hampir sepanjang tahun, sebagai penciri spesifik yang membedakan dengan lahan kering lainnya adalah rata-rata pH tanah.***sumber: litbangtan/din