PPAD
Kesehatan

Personalized Medicine untuk Deteksi Dini Kanker Paru

PPAD Prosperity— Deteksi dini kanker paru sangat penting untuk meminimalkan dampak terburuk kanker baru. Apalagi, saat ini kanker paru menjadi salah satu penyakit kanker terganas penyebab kematian di Indonesia.

“Kanker paru ini menempati posisi cukup tinggi sebagai penyebab kematian di Indonesia. Untuk itu, penting untuk melakukan deteksi dini untuk mencegah dampak terburuk dari kanker paru,” kata Prof Dr Laksmi Wulandari dr SpP(K) FCCP FISCM FISR dalam orasi pengukuhannya sebagai Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga.

Dikutip dari laman unair.ac.id, Prof Laksmi memaparkan, kanker paru yang menggerogoti tubuh manusia tidak datang dengan tiba-tiba, melainkan terjadi melalui proses panjang. Seringkali gejala kanker paru tidak terdeteksi dan tidak tampak pada stadium awal.

Dosen kelahiran Surabaya, 16 Mei 1968 itu menyebut, pencegahan merupakan peluang terbesar untuk melawan kanker paru. Akan tetapi, ia juga mengingatkan bahwa tidak semua pencegahan dapat efektif untuk melawan kanker paru.

“Ada dua jenis faktor yang bisa menyebabkan kanker paru, yaitu faktor yang dapat dikendalikan dan faktor yang tidak dapat dikendalikan. Karena itu, langkah minimal yang dapat kita lakukan untuk mencegah kanker paru adalah dengan menurunkan faktor risiko, seperti menghindari konsumsi rokok dan asap rokok,” terangnya.

Lebih lanjut, Prof Laksmi mengatakan bahwa seiring dengan perubahan paradigma, penanganan kanker paru tidak hanya berkutat pada pengobatan saja, tetapi juga pada aspek diagnosis dini.

Dengan bantuan teknologi modern, deteksi dini kanker paru sangat memungkinkan untuk terjadi. Terbukti, saat ini Prof Laksmi tengah melakukan penelitian global dengan tujuan melakukan deteksi dan skrining terhadap penderita kanker paru menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI)

“Saat ini saya sedang terlibat dengan penelitian global dengan AI untuk memilah pasien mana yang harus diskrining menggunakan data low dos-CT (LDCT). Saya berharap, berkat hasil penelitian ini, nantinya akan lebih banyak ditemukan kanker paru dalam stadium dini, ” ujarnya.

Gagas Personalized Medicine

Pada kesempatan yang sama, Prof Laksmi juga mengulas gagasannya berupa personalized medicine untuk mendeteksi kanker paru. Personalized medicine merupakan sebuah pendekatan yang menggunakan profil genetik individu untuk memandu keputusan kaitannya dengan pencegahan, diagnosis, dan pengobatan penyakit.

“Pendekatan dalam personalized medicine mencakup identifikasi onkogen untuk memprediksi efektivitas pengobatan, identifikasi biomarker untuk mengukur efektivitas pengobatan tertentu, serta identifikasi biomarker terkait toksisitas yang lebih rendah,” paparnya.

Ke depan, Prof Laksmi ingin terus mengembangkan penelitian yang berkaitan dengan pencegahan dan penanganan kanker paru. Ia juga berharap agar nantinya dapat berkolaborasi dengan berbagai pihak untuk memberikan edukasi kanker paru sejak dini kepada masyarakat.

“Harapan ke depan kita harus berkolaborasi dengan disiplin ilmu lainnya serta mengingatkan dan mengedukasi masyarakat terkait deteksi dini kanker baru,” pungkasnya.***unair.ac.id

Related posts

6 Buah untuk DBD yang Baik Dikonsumsi

admin

Manfaat Minum Air Hangat, Ini Mitos dan Faktanya

admin

Mitos Atau Fakta: Sering Makan Telur Bikin Kolesterol Tinggi

admin

Pakar UNAIR: Beda dengan PMK, Hewan dengan Antraks Dilarang Disembelih Apalagi Dikonsumsi

admin

Sel Punca Kanker Jadi Target Baru Terapi Kanker Nasofaring

admin

Long-term Covid-19, Apa Itu? Ini Penjelasannya

admin

Leave a Comment