PPAD
Serba-serbi

Tim Peneliti IPB University Hasilkan Berbagai Varietas Sorgum

PPAD Prosperity— Rektor IPB University, Prof Arif Satria angkat bicara terkait permintaan menanam sorgum demi bebas dari ketergantung impor gandum. Menurutnya Prof Arif, IPB University punya tanggung jawab moral untuk bisa mendorong adanya substitusi produk impor dengan produk berbasis pada karbohidrat lokal, sorgum salah satunya.

Tim peneliti dari IPB University, jelasnya, telah berhasil menghasilkan berbagai varietas sorgum. Varietas yang dihasilkan guna meningkatkan produktivitas dan juga agar bisa beradaptasi dengan lahan marjinal.
 
Varietas sorgum pertama yang dikembangkan yaitu Sorgum Rice (SORICE). Prof Arif mengatakan, SORICE ini dapat mengatasi Masalah Gizi Ganda (MGG) di Indonesia. SORICE memiliki dua macam, yakni SORICE Merah dan SORICE Putih yang bisa tumbuh di lahan kering.
 
“Saat ini sudah dikembangkan varietas sorgum dengan kualitas tanah yang baik. Sehingga pada saat ini daun dan batang sorgum juga memiliki sifat tetap hijau di saat panen, sehingga bisa dimanfaatkan sebagai bahan pakan ternak sapi juga,” ucap Prof Arif sebagaimana dikutip dari ipb.ac.id
 
Dari sisi produktivitas, lanjut dia, kuncinya adalah bagaimana kita bisa melakukan pendampingan kepada para petani agar bisa melakukan produksi pertanian dengan teknik yang tepat. Karena setiap varietas butuh treatment yang berbeda.
 
“Jadi, perlu terus dikembangkan dari sisi hilir. Hilirnya itu tepung sorgum memiliki keunggulan bebas gluten, sehingga memang ini bagus sekali untuk orang-orang yang intoleran kepada gluten,” tuturnya.

Menjaga Ketahanan Pangan
 
Dalam kesempatan itu, Kepala Deputi II Bidang Koordinasi Pangan dan Agribisnis Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Musdhalifah Machmud mengungkapkan data impor gandum sampai bulan Agustus 2022 sudah mencapai 8 juta ton. Hal itu memungkinkan bisa lebih tinggi lagi seiring dengan pertumbuhan penduduk, diversifikasi dan beragam inovasi pangan yang berasal dari gandum.
 
Ia menuturkan, lahan-lahan sorgum sudah tersebar 6 provinsi utama, Nusa Tenggara Timur, Jawa Barat, Kalimantan Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah dan Nusa Tenggara Barat. Tetapi, baginya keberadaan sorgum ini utamanya bukan untuk substitusi gandum atau yang lain, melainkan untuk menjaga ketahanan pangan.
 
“Ketahanan pangan bukan hanya dari karbohidrat, tapi kita juga mengharapkan agar kita bisa melakukan diversifikasi pangan, salah satunya bisa didapatkan dari sorgum, sagu, singkong, jagung dan lainnya. Peran ini bukan untuk menggantikan namun ini menambah pilihan,” ujar Musdhalifah Machmud.
 
“Peta jalan tahun 2023 dengan rencana 30.000 hektar yang akan disebar di 17 Provinsi. Sorgum itu baik untuk menjadi tanaman tumpang sari atau di-mix dengan kebun. Misalnya kebun sawit. Alhamdulillah hasilnya cukup signifikan bisa membantu rakyat melakukan memproduksi bahan pangan,” terangnya.
 
Musdhalifah menambahkan, sorgum mengandung antioksidan, sangat aman untuk penderita diabetes. Terlebih Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki penderita diabetes tertinggi. Fungsi dan manfaat sorgum ini, kata dia, baik sekali untuk dipromosikan.
 
“Ini menjadi bagian komoditi pangan, ada produk dan harga. Harapan kita, teman-teman Badan Usaha Milik Negara (BUMN) akan men-support hasil-hasil pertanian rakyat untuk dimanfaatkan menjaga ketahanan pangan kita,” ucapnya.***ipb.ac.id

Related posts

Prof Moh Yani Kembangkan Teknik Pemulihan Lingkungan yang Tercemar Limbah Berbahaya

admin

Tingkatkan Literasi dan Inklusi Keuangan, bank bjb dan OJK Regional 2 Jabar Gelar Sarasehan

admin

Cara Mencegah Kolesterol Naik setelah Lebaran

admin

Skrining 14 Jenis Penyakit ini Gratis, Kemenkes Minta Masyarakat Memanfaatkannya

admin

Serunya DIGI Playlist Love Festival 2.0, Hadirkan Kolaborasi Lintas Genre

admin

Jika Ingin Bertahan dan Berkembang Pelaku UMKM harus Go Digital dan Terus Berinovasi 

admin

Leave a Comment