PPAD
Berita Terkini

“Selamat Jalan Mas Yono”

Innalillahi Wainaillaihi Rojiun…

KEPERGIAN Letjen TNI (Purn) Soeyono, buat saya bukan sekadar ikut kehilangan, tapi juga menyisakan banyak kenangan. Mantan Kepala Staf Umum ABRI (TNI) ini, ikut mewarnai perjalanan hidup saya. Memberi warna ketika saya masih muda, dan aktif sebagai jurnalis di lingkungan TNI. Pemikiran tentang kebangsaan dan nasionalisme sering dibagikan ketika kami ngobrol.

Almarhum Soeyono mengembuskan napas terakhir saat menjalani perawatan di RS Eka Hospital Cibubur, Rabu (31/1/2024) pukul 02.38. Jenazah dimakamkan di TMP Kalibata, Jakarta Selatan.

Pria kelahiran Malang lulusan AMN tahun 1965 itu ramah dan murah senyum. Menegur duluan jika ketemu, sehingga membuat jurnalis yang bertugas saat itu acap kali dibikin salah tingkah. Tak berjarak, mengikuti perjalanan dinasnya begitu terasa nyaman. Bisa wawancara dengan mudah dan bebas, kapan saja dimana saja.

Letjen TNI (Purn) Soeyono

Mantan ajudan almarhum presiden Soeharto itu tak pelit informasi. Selalu menjelaskan apa saja yang ditanyakan. Hanya saja, untuk hal-hal tertentu – dengan alasan demi keamanan bangsa dan negara – ia minta agar tak usah ditulis. “Kalian tau sendiri jadi saya percaya,” kilahnya ketika itu.

Di luar kedinasan, menantu Mien Sugandi ini memiliki pertemanan luar dengan kawan dan koleganya. Menjalin hubungan baik dengan kawan-kawan satu angkatan di AMN 1965. Angkatan AMN 1965 sendiri, berjaya di era Almarhum Jenderal TNI (Purn) Eddy Sudrajat menjabat KSAD kemudian Menhankam Pangab. Ketika itu Panglima Kodam se Indonesia dipegang lulusan AMN tahun 1965 – kecuali Kodam Jaya dijabat Sjafie Syamsudin lulusan AMN tahun 1973.

Jenderal baik itu kini telah pergi. Meninggalkan keluarga tercinta, dan sahabat-sahabatnya. Masih terngiang dalam ingatan saat saya makan malam satu meja dengannya dalam acara POR TNI-AD di Surabaya. Bersama Pangdam V Brawijaya, Mayjen TNI Haris Soedarno (Angkatan 1965, teman seangkatan almarhum), dan Mantan Dan Puspom Mayjen TNI Syamsu Djalal (juga angkatan 1965), kami ngobrol apa saja. Terbanyak tentang konstelasi politik saat itu, dimana perlawanan terhadap Orde Baru mulai menguat.

Selamat jalan jenderal. (Eko Guruh)

Related posts

Sederet program Dekarbonisasi Holding Tambang, Dukung Agenda Prioritas G20

admin

Salam Wirotama dan Mie Gomak, Kenangan Sersan Nainggolan dan Jenderal Doni Monardo

admin

Kolaborasi Sumur Bor di Pulau Timor

admin

Kunjungan Perdana Doni Monardo ke PPAD Kalsel

admin

Peluang Bisnis Menggiurkan Budidaya Anggur Laut

admin

Kondisi Ketua Umum PPAD Doni Monardo Stabil

admin

Leave a Comment