PPAD Prosperity—- Untuk menghasilkan sebuah kebijakan yang tepat butuh data yang akurat. Sering kita kedodoran di sini. Lahan pertanian kita berapa, butuh pupuk berapa, sering data itu tidak siap dan akurat.
“Kenapa sensus pertanian ini dilakukan? Sektor ini melibatkan hajat hidup orang banyak, sehingga butuh akurasi kebijakan dan akurasi kebijakan itu butuh akurasi data. Kalau sudah kita putuskan pupuk subsidi, katakanlah sembilan juta ton, itu kan dari data memutuskan itu. Tapi di lapangan banyak yang petani berteriak, “Pak, pupuk enggak ada.” Mungkin suplainya kurang, mungkin distribusinya yang enggak betul. Tapi kalau datanya akurat, gampang sekali, oh ya bukan sembilan juta ton tapi 13 juta ton misalnya. Sudah, rampung, enggak ada keluhan,” papar Presiden Joko Widodo saat memberi sambutan Pencanangan Sensus Pertanian 2023 di Istana Negara, Senin (15/5/2023).
Karena itu, kata Presiden, pihaknya mendukung sekali pelaksanaan Sensus Pertanian Tahun 2023 ini. Sensus Pertanian terakhir kali dilakukan pada 10 tahun lalu. Menurutnya itu terlalu lama. Terjadi perubahan setiap tahun sementara keputusan yang dipakai adalah data 10 tahun lalu.
“Pelaksanaan terakhir 10 tahun yang lalu, Pak Kepala BPS ya? Menurut saya juga kelamaan. Sudah berjalan berubah setiap tahun, keputusannya masih pakai data 10 tahun yang lalu. Mestinya ini setiap lima tahun lah. Biayanya juga enggak banyak, berapa sih mungkin Rp3 triliunan menurut saya. Tapi penting, bagaimana saya bisa memutuskan sebuah kebijakan kalau datanya enggak akurat yang paling ter-update, terkini,” ujarnya.
Sekali lagi, diingatkan Presiden, dirinya mendukung pelaksanaan Sensus Pertanian Tahun 2023 ini, agar sensus ini betul-betul menghasilkan data yang terkini, akurat, dan terpercaya. Dan, sensus pertanian ini menyangkut pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan, dan kehutanan. Semuanya akan dilakukan sensus di situ, karena kita tahu sektor ini memiliki peran yang sangat strategis. “Data yang ada di saya, menyumbang 11,8 persen terhadap total PDB kita, besar sekali,” tambahnya.
Hati-hati di sektor ini, juga sekarang ini sangat rawan. Kita tahu krisis pangan di mana-mana, 345 juta orang di dunia sekarang ini terancam kekurangan pangan dan kelaparan.
“Karena apa? Perubahan iklim, karena perang. Oleh sebab itu, sektor ini memegang peran yang sangat penting ke depan, peran yang sangat strategis ke depan. Dan, ini juga menyediakan lapangan kerja, 40 juta orang hidup di sektor ini, ini sudah 29 persen dari total angkatan kerja, banyak sekali,” lanjutnya.
Presiden meminta seluruh pemangku kepentingan di sektor pertanian menyukseskan sensus yang akan dilaksanakan pada 1 Juni sampai 30 Juli. Artinya, dua bulan selesai dan setelah itu kita mendapatkan sebuah data yang akurat dan berkualitas.***din