PPAD Prosperity— Sorgum sangat potensial untuk dibudidayakan dan dikembangkan di Indonesia, khususnya di daerah-daerah yang lahannya marginal dan kering. Keunggulan sorgum terletak pada daya adaptasi agroekologi yang luas, artinya sorgum dapat ditanam di hampir semua jenis lahan, baik lahan subur maupun lahan marjinal. Oleh karena itu, tanaman sorgum memilki sifat lebih tahan terhadap kekeringan, salinitas tinggi dan genangan air.
Lebih lanjut sorgum juga hanya memerlukan pupuk relatif lebih sedikit dan pemeliharaannya lebih mudah. Input pupuk yang sedikit tapi laju pertumbuhan tanaman sorgum jauh lebih cepat serta lebih tahan terhadap hama dan penyakit dibanding tanaman pangan lain.
Di Indonesia sendiri tanaman ini telah lama dan banyak dikenal oleh petani Indonesia khususnya di daerah Jawa, NTB dan NTT. Di Pulau Jawa sorgum dikenal dengan nama Cantel, dan biasanya petani menanamnya secara tumpang sari dengan tanaman pangan lainnya.
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) melalui Balai Penelitian Tanaman Serealia (Balitserealia) melepas salah satu varietas sorgum di tahun 2014 dengan nama SURI 3. Berdasarkan deskripsinya varietas SURI 3 potensi hasilnya mencapai 6,0 t/ha dengan kadar air (KA) 10%. Varietas sorgum SURI 3 juga tahan rebah, tahan terhadap hama aphis dan agak tahan antraknose dan bercak daun.
Selanjutnya, umur panen Sorgum SURI 3 hanya 95 hari dengan warna biji cokelat kemerahan dan kadar gulanya kurang lebih 16%. Selain itu, pada setiap biji Sorgum SURI 3 kadar proteinnya mencapai 16,2%, kadar lemak 2,52%, karbohidrat 64,06% dan kadar tannin 0,007%. Untuk sifat bijinya SURI 3 sangat sedikit kerontokan, bernas, berbiji tunggal dan bentuk gepeng. Bobot batangnya cukup tinggi, dalam 1 hektar bobot batangnya mencapai 22,5 t/ha.***litbang.pertanian.go.id