PPAD
Serba-serbiWirausaha

Jam Tangan “Eboni Watch” Berdayakan Pemuda Desa

PPAD Prosperity— Fashion dan aksesoris identik dengan perjalanan waktu. Tak ada jeda waktu dan selalu berubah. Trend baru selalu bermunculan, diimbangi dengan daya beli masyarakat yang kian meningkat.

Eboni Watch yang sudah dikenal sebagai industri jam tangan dengan bahan kayu belakangan membuat gebrakan baru dengan melibatkan pemuda desa. Eboni Watch sekaligus dijadikan merek jam tangan lokal yang beralamat di desa Bayat, sekitar 10 kilometer dari kota Klaten, Jawa Tengah. Dirintis tahun 2014 oleh Afidha Fajar Aditya, kini CEO PT Eboni Sri Gemahloji, seorang pemuda desa yang kreatif, selalu berusaha menciptakan produk-produk baru yang unik dan berkualitas dengan harga relatif terjangkau.

Penggunaan kayu sebagai material utama menjadi keunggulan dari produk Eboni. Aksesoris menggunakan bahan kayu, khususnya jam tangan terbilang langka dan unik. Hadirnya produk-produk baru dari Eboni Watch menjadi alternatif pilihan bagi anak-anak milenial.

Bahan kayu yang dipilih untuk produk jam tangan bukan sembarang kayu. Eboni Watch menggunakan kayu maple dan sonokeling (rosewood), jenis kayu yang terkuat dan paling ulet di dunia, di samping seratnya yang artistik. Penggunaan kayu yang kuat ini menjamin produk jam tangan Eboni bisa bertahan hingga puluhan tahun.

Ditambah lagi Eboni Watch memadukan kayu dengan kulit sapi asli untuk strap. Guna memenuhi selera pasar yang beragam, strap jam tangan Eboni dibuat berbagai macam pilihan warna, seperti hitam, coklat tua, pink, biru, dan warna-warna lain yang pas buat anak muda.

Mengenai bentuk dan ukuran jam juga dibuat variasi, disesusaikan dengan selera, karakteristik, dan ukuran tangan penggunanya. Di antaranya ada model klasik berbentuk bulat, oval, hingga persegi. Harga jam tangan unik dan berkualitas ini berkisar antara 250.000 hingga 600.000 rupiah.

Libatkan Pemuda Desa

Di balik keunikan produk jam tangan Eboni Watch, ada tangan-tangan kreatif dari anak-anak muda yang telah dilatih oleh perusahaan. Eboni Watch tidak ingin hanya berinovasi dan berkembang sendiri, melainkan dengan memberdayakan pemuda-pemuda sekitarnya. Utamanya merekrut pemuda setempat, yaitu dari desa Bayat Klaten, untuk dilatih menjadi pengrajin (crafter) jam tangan kayu profesional. Selain pemuda-pemuda lokal, perusahaan Eboni Watch juga memberi kesempatan pada lulusan Sarjana maupun Diploma untuk mengelola pemasaran secara online (digital marketing).

Berawal dari usaha kecil oleh tangan kreatif pemuda desa, kini produk Eboni Watch semakin dikenal dan mulai go international. Beberapa penghargaan internasional pun berhasil didapatkan, di antaranya Golden Pin Design Award Taiwan 2020 dan Indonesia Good Design Selection Award tahun 2021. Target market Eboni Watch saat ini lebih fokus ke pasar domestik, namun tidak sedikit pesanan dari luar negeri. Hadirnya Eboni Watch sebagai UMKM yang mulai go-internasional bisa menjadi inspirasi bagi para pelaku UMKM lokal. (Muhammad Tegar Wira Pinandhita)

Related posts

Capai Struktur Permodalan yang Makin Solid dan Kuat, Right Issue Belum Jadikan Alternatif

admin

Skrining 14 Jenis Penyakit ini Gratis, Kemenkes Minta Masyarakat Memanfaatkannya

admin

Pensiunan TNI Wayan Supadno Sukses Berbisnis Jeruk dan Sapi

admin

Petani Lengkeng Wajib Tahu! Ini Cara Antisipasi Kegagalan Panen karena Serbuan Kelelawar

admin

Temuan: Manfaat Daun Binahong sebagai Terapi Cedera Ginjal Akut

admin

Gula Batu vs Gula Pasir, Mana yang Lebih Sehat?

admin

Leave a Comment