PPAD Prosperity— Wakil Menteri Tenaga Kerja RI, Immanuel Ebenezer Gerungan tampak sangat tekun memandangi lukisan-lukisan Sohieb Toyaroja. Malam itu, Jumat (11/7/2025), Noel, panggilan akrab Wamenaker menghadiri pameran lukisan Sohieb yang berjudul “Borobudur: The Way of Life” di Tugu Kunstkring Paleis, Menteng, Jakarta Pusat.
Yang pertama, Noel memandang takjub pada karya masterpiece pameran malam hari itu yang berjudul “Samodra Raksa”. Lukisan berukuran 435cm x 152cm itu, menampilkan relief perahu “Samodra Raksa” yang ada di dinding Borobudur.
Samodra Raksa adalah bukti peradaban maritim leluhur kita. Perahu ini menjadi pencatat penting kegiatan penyebaran budaya dan teknologi maritim, berikut potensi perdagangan bagi kemakmuran rakyat. Kapal nan gagah perkasa ini mengarungi jalur pelayaran kuno dari tanah Jawa ke Madagaskar, Afrika Selatan, dan Ghana. Nakhoda Wangsa Syailendra pada abad ke-8 telah menunukkan pemahaman tentang sistem navigasi yang kompleks menggunakan rasi bintang, bulan, dan angin muson.

Lukisan yang cukup lama menyita perhatian Noel berjudul “Karakter Buddha” (120cm x 270cm). Ia menghitung jumlah Buddha dan Bodisatwa yang berjumlah 19. Ia bahkan secara khusus meminta pelukisnya, Sohieb Toyaroja untuk memberi penjelasan.
Dikisahkan, terlepas dari Buddha sebagai keyakinan umat beragama, nilai-nilai yang terkandung dalam karakter Buddha bersifat universal. Karakter adalah landasan penting untuk membentuk karakter baik. Perilaku yang baik dalam kehidupan bermasyarakat akan menimbulkan dampak yang menghargai budaya bangsa.

Implementasi nilai-nila pendidikan karakter dikenal sebagai Jalan Utama Berunsur Delapan. Jalan Utama Berunsur Delapan terdiri dari 3 kelompok yaitu, 1) Kebijaksanaan (pengertian benar dan pikiran benar), 2) Kemoralan (ucapan benar, perbuatan benar dan pencaharian benar), dan 3) Konsentrasi (daya-upaya benar, perhatian benar dan konsentrasi benar).
Kemudian, Immanuel “Noel” Ebenezer juga mengaku sangat tertarik dengan lukisan berjudul “Gajah Bodhisatwa”. Oleh pelukisnya dijelaskan, Gajah digambarkan sebagai perwujudan Bodhisatwa yang selalu berbuat baik dan rela berkorban.
Relief Gajah Agung menemui orang buangan di Candi Borobudur adalah bagian dari relief Jataka, yang menggambarkan kisah pengorbanan Bodhisatwa. Gajah Bodhisatwa menemukan orang-orang buangan di pinggiran hutan yang dikelilingi padang pasir. Gajah tersebut lalu menunjukkan kasih sayangnya kepada orang-orang buangan tersebut. Kepada Sohieb, Noel menyampaikan penghargaan dan apresiasinya. “Anda melakukan hal yang mulia, dengan menggali akar sejarah dan budaya bangsa. Ini yang sangat diperlukan saat ini. Dari relief Borobudur bahkan kita paham tentang kebesaran nenek moyang dulu,” tutur Noel.***