PPAD
KesehatanSerba-serbi

Konsumsi Garam Berlebih dan Lemak Trans Buatan Jadi Dua Faktor Risiko Utama Terkena Jantung dan Darah Tinggi

PPAD Prosperity— Penyakit jantung dan tekanan darah tinggi semakin menjadi ancaman utama bagi masyarakat Indonesia. Konsumsi garam berlebih dan lemak trans buatan merupakan dua faktor risiko utama.

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi mengatakan upaya pencegahan dan pengendalian penyakit tidak menular (PTM) terus diperkuat melalui berbagai langkah strategis.

“Kami fokus pada pengurangan konsumsi gula, garam, dan lemak sebagai bagian dari strategi kesehatan masyarakat. Ini mencakup edukasi gizi seimbang, promosi pola makan sehat,” kata Nadia melalui keterangan resminya Kamis (20/2/2025), dikutip dari sehatnegeriku.kemkes.go.id

Selain itu, lanjutnya peningkatan kesadaran akan risiko PTM untuk mendorong perubahan perilaku sejak dini.

Berbagai negara telah sukses menerapkan kebijakan serupa, dan Indonesia perlu segera mengambil langkah untuk melindungi masyarakat dari dampak negatif pola makan tidak sehat.

Berdasarkan data dari Kemenkes menunjukkan bahwa hampir 75 persen kematian di Indonesia disebabkan PTM, yang sebenarnya dapat dicegah dengan pola makan sehat.

Penyakit kardiovaskular (PKV) seperti serangan jantung dan stroke menjadi penyebab utama kematian di Indonesia, merenggut hampir 800 ribu nyawa setiap tahunnya.

Kepala Badan Kebijakan Pembangunan Kesehatan (BKPK) Kemenkes Asnawi Abdullah mengatakan kebijakan pengendalian garam dan lemak trans merupakan strategi yang terbukti efektif menekan laju peningkatan pembiayaan sistem kesehatan nasional.

“Kita melihat beberapa negara yang telah memiliki regulasi pembatasan kadar garam dan eliminasi lemak trans dapat secara signifikan mampu menekan angka kematian akibat PKV serta berdampak positif mengurangi beban pembiayaan kesehatan nasional,” kata Asnawi.

Dengan kebijakan yang tepat, bisa membantu masyarakat hidup lebih sehat dan berpotensi menekan eskalasi pembiayaan belanja kesehatan yang telah mencapai 7,8 persen per tahun dalam 10 tahun terakhir ini.

Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Kesehatan Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Sukadiono menekankan bahwa pengendalian konsumsi garam dan lemak tidak sehat memerlukan kerja sama lintas sektor.

“Pemerintah berkomitmen untuk mendorong kebijakan yang mendukung ketersediaan pilihan makanan yang lebih sehat serta meningkatkan edukasi agar masyarakat lebih bijak dalam memilih makanan yang baik bagi kesehatan mereka,” kata Sukadiono.***

Related posts

Presiden Joko Widodo Lepas Bantuan Kemanusiaan RI untuk Papua Nugini dan Afghanistan

admin

Bisnis Jeruk Makin Menggiurkan: Varietas Baru ‘Daysindo Agrihorti’ Bisa Jadi Pilihan

admin

Program Entrepreneur Hub Jakarta Sukses, Potensi Nilai Investasi Capai Rp57,3 Miliar 

admin

Diikuti 250 Anak, bank bjb Gelar Khitanan Massal

admin

bank bjb Raih Paritrana Award dari BPJS Ketenagakerjaan

admin

Pemerintah Umumkan Holding Industri Pertambangan, MIND ID Sebagai Penerima Proper Emas Tahun 2022

admin

Leave a Comment