PPAD Prosperity— Untuk meningkatkan produktivitas, daya saing dan daya resiliensi industri peternakan dalam era krisis pangan global, penguatan kapasitas inovasi dalam industri peternakan merupakan suatu keniscayaan. Beberapa teknologi utama yang menopang implementasi Industri 4.0 dalam bidang peternakan antara lain adalah Internet of Things (IoT), Artificial Intelligence (AI), big Data, Robotic Technology, Sensor dan Teknologi 3D Printing.
Demikian disampaikan Prof Arief Daryanto, Dekan Sekolah Vokasi (SV) IPB University sebagaimana dikutip dari laman ipb.ac.id, Selasa (19/7/2022). Prof Arief yang hadir dalam Seminar Implementasi Teknologi Maju dan Terkini dalam Peternakan yang diselenggarakan oleh Indolivestock Expo and Forum, beberapa waktu lalu, menyampaikan, melalui implementasi teknologi maju dan terkini dalam bidang peternakan diharapkan dapat mendorong proses produksi usaha ternak.
Implementasi tersebut menurutnya menjadikan pengolahan ternak di sepanjang rantai nilainya menjadi semakin efisien, semakin produktif dan semakin berdaya tahan terhadap perubahan iklim global, salah satunya sistem logistik global yang terganggu akibat Covid-19 dan perang Rusia dan Ukraina.
Prof Arief yang juga Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Manajemen itu (FEM) IPB University berbagi pengalaman dalam mengelola “Teaching Factory” (TEFA) di Kampus SV-IPB University Sukabumi. TEFA merupakan proses pembelajaran yang menggabungkan antara tiga komponen: riset, inovasi dan pendidikan. Menurutnya, TEFA dinilai efektif dalam meningkatkan kompetensi staf pengajar dan lulusan SV-IPB University, sekaligus menjadi sumber pembangkitan pendapatan bagi kampus.
“Model TEFA yang dikembangkan salah satunya adalah pengembangan Poultry Closed House. Ini merupakan kandang sistem tertutup yang dijalankan pada peternakan ayam ras modern dengan tujuan untuk menyediakan suhu dan kelembaban ideal bagi ayam ras. Hal tersebut dapat meminimalkan stres akibat perubahan kondisi lingkungan dan diharapkan mampu meningkatkan produktivitas ayam,” ungkap Prof Arief.
Ia melanjutkan, kandang Closed House dapat meminimalkan kontak langsung ayam dengan organisme lain dan memiliki pengaturan ventilasi yang baik untuk menyediakan kondisi lingkungan yang nyaman bagi ternak ayam.
Prof Arief mengurai, ada tujuh sistem dalam CH modern, yakni Ventilation, Evaporation, Feeding, Watering, Brooding, Lighting dan Curtain Systems. Pelaksanaan TEFA tersebut merupakan kolaborasi Triple Helix antara Pemerintah, Provinsi Jawa Barat (hibah kandang), PT Charoen Pokphand Indonesia, Tbk. (kemitraan bisnis) dan akademisi (SV-IPB University).
“Kandang modern TEFA juga dilengkapi dengan aplikasi platform Digital Mobile Surveillance System (DMSS) yang dapat memantau perkembangan CH kapanpun dan dimanapun,” tambahnya.***ipb.ac.id