PPAD
Berita TerkiniSerba-serbiWirausaha

Indonesia Kekurangan Susu Segar Lokal, Peluang Peternak Sapi Perah Tingkatkan Produksi

PPAD Prosperity— Dibanding negara lain, konsumsi susu di negara kita relative rendah. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik 2021, tingkat konsumsi susu per kapita masyarakat Indonesia tahun 2020 adalah 16,27 kg/kapita/tahun. Angka ini meningkat dibanding tahun sebelumnya (2019) namun tetap saja rendah jika dibanding negara Asean lainnya seperti Malaysia (36,20), Myanmar (26,7) dan Thailand (22,2).

Kenaikan yang meski tipis itu, kata pakar peternakan dr Dian Wahyu Harjanti Ph.D. di antaranya disebabkan jumlah penduduk yang meningkat, kesadaran masyarakat akan gizi seimbang serta pandemic Covid-19 yang mengharuskan kita untuk meningkatkan imunitas tubuh melalui asupan protein.

Di sisi lain, produksi susu segar dalam negeri belum mampu memenuhi kebutuhan nasional. Permintaan tinggi namun pasokan ke masyarakat kurang. Dari sisi bisnis, ini merupakan peluang yang baik bagi mereka yang ingin berbisnis sapi perah atau pun yang sudah memiliki peternak sapi perah. Karena susu yang dihasilkan dapat memenuhi permintaan pasar yang tinggi.

Saat ini, kekurangan susu segar nasional dipenuhi lewat impor. Padahal peternak dalam negeri harusnya dapat meningkatkan kapasitasnya guna memenuhi kebutuhan dalam negeri.

“Produksi susu segar dalam negeri masih belum mampu memenuhi kebutuhan susu nasional termasuk kebutuhan industri. Pada tahun 2020, kebutuhan susu nasional adalah sebesar 4.386 ribu ton, sedangkan produksi susu segar dalam negeri sebesar 998 ribu ton,” jelas Dian sebagaimana dikutip dari laman undip.ac.id.

Ituartinya, hanya 22,8 % kebutuhan susu nasional yang bisa dipenuhi dari produksi susu lokal dan sisanya dipenuhi melalui impor dari luar negeri.

Menurut Dian, jumlah populasi sapi perah dari tahun ketahun memang cenderung stagnan. Namun, itu bukan merupakan penyebab tunggal rendahnya produksi susu nasional. Sebagian besar peternakan sapi perah di Indonesia merupakan peternakan rakyat.

Jika populasi ternak ingin ditambah, misalnya melalui program bantuan ternak, maka pemerintah juga perlu mengkaji tentang kecukupan lahan untuk menanam hijauan berkualitas yang merupakan pakan utama sapi perah. 

Pemerintah, lanjut Dian, bersama dengan parktisi di perguruan tinggi telah melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan efisiensi usaha peternakan sapi perah, termasuk peningkatan produksi susu sesuai potensi genetik ternak.

“Melalui tridarma perguruan tinggi, kami berupaya menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dimiliki untuk meningkatkan produktivitas sapi perah dan kesejahteraan peternak. Untuk mewujudkannya, kami bekerjasama dengan peternak dan stake holder terkait seperti pemerintah serta industry,” paparnya.

Undip, lanjutnya, pernah melakukan kerjasama di bawah Kementerian Pertanian RI dan Pemerintah New-Zealand dalam kegiatan bernama Proyek Pengembangan Sapi Perah Indonesia atau Indonesia Dairy Excellence Activity , IDEA.

Pada kegiatan tersebut, tim UNDIP dan tim dari New Zealand bekerjasama untuk meningkatkan kapasitas peternak rakyat di Jawa Tengah dengan membentuk focus farm dan bekerjasama dengan industri pengolahan susu.

Kegiatan yang dilakukan adalah memberikan edukasi dan training secara langsung di tujuh kabupaten/kota sentra peternakan sapi perah di Jawa Tengah. Termasuk di dalamnya adalah kegiatan pendampingan, monitoring dan evaluasi.

“Kegiatan tersebut melibatkan mahasiswa yang secara langsung ikut terjun ke lapangan untuk memberikan pendampingan dan motivasi kepada  peternak, sesuai dengan peran mahasiswa sebagai agen perubahan.” terangnya.***dnr

Related posts

Kolaborasi Sumur Bor di Pulau Timor

admin

TNI-Polri Bersinergi Amankan Pemilu 2024

admin

Bertani Singkong di Lahan Kering Masam, Ini Cara Tingkatkan Produktivitas dan Kualitasnya

admin

Jenderal TNI Agus Subiyanto Resmi Jabat Kasad

admin

Geliat PPAD di Serambi Madinah

admin

Diikuti 250 Anak, bank bjb Gelar Khitanan Massal

admin

Leave a Comment