PPAD
Serba-serbiWirausaha

Efisiensi Pengembangan Budidaya Ikan Gabus Nasional Jangan Sampai Kalah dari Negara Lain

PPAD Prosperity— Perlu adanya perbandingan teknologi pengembangan budidaya ikan gabus dengan negara lain yang sudah masif seperti Vietnam. Harus dipikirkan efisiensi budidayanya agar mampu berdaya saing dengan negara lain.

Demikian antara lain disampaikanPakar genetika ikan sekaligus dosen IPB University dari Departemen Budidaya Perairan (BDP), Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK), Prof Alimuddin dalam Webinar Training Freshwater Aquaculture (WETIFA) ke-12 bertajuk ‘Teknologi Budidaya Ikan Gabus Efisien dan Berkelanjutan’ yang digelar oleh Balai Perikanan Budidaya Air Tawar (BPBAT) Sungai Gelam, baru baru ini.

Ia mengungkapkan, budidaya ikan gabus di Vietnam sudah menembus angka produksi 45 kilogram per meter kubik. Menurutnya, sistem pemijahan dan pendederan di Indonesia lebih intensif. Namun, Vietnam lebih efisien.

“Dikhawatirkan, ikan gabus Vietnam ini masuk ke Indonesia untuk olahan pempek dan albumin, sehingga perlu dipikirkan efisiensi budidayanya agar mampu berdaya saing dengan Vietnam,” ujar Prof Alimuddin sebagaimana dikutip dari laman ipb.ac.id

Prof Alimuddin, Pakar genetika ikan sekaligus dosen IPB University /foto: ipb.ac.id

Prof Alimuddin menegaskan, pengembangan budidaya ikan gabus memerlukan koordinasi yang baik untuk pengembangan varietas unggul. Ke depan, ikan gabus perlu dikembangkan bukan hanya untuk konsumsi daging, tetapi juga diperkaya kandungan albuminnya, begitu tuturnya.

“Kalau memang memungkinkan, pemuliaan atau pengembangan pakan dilakukan ke arah memperkaya albumin di dagingnya,” tambahnya.

Selain itu, ia melanjutkan, program pemuliaan ikan gabus di Indonesia juga belum punya data yang lengkap. Hal ini perlu diantisipasi agar tidak tertinggal jauh dari teknologi Vietnam.

“Pemijahan di Indonesia sudah berupa bak persegi atau bulat, sedangkan di Vietnam masih tanah persegi. Efisiensi pembesaran induk terletak pada pemberian pakannya. Indonesia masih memakai pakan dengan kadar protein 36-38 persen, sedangkan Vietnam 40 persen,” ucap Prof Alimuddin.

Dengan demikian, kata dia, perlu pengujian pakan yang efisien agar kualitas benih dan fekunditasnya lebih stabil dan tinggi atau konsisten antar musim. 

Secara keseluruhan, budidaya ikan gabus di Jambi tergolong lebih maju, sehingga perlu disebarkan di berbagai daerah. Tapi teknik budidayanya masih perlu diantisipasi, khususnya bila diterapkan di Jawa Barat. Bila ikan gabus dikomersilkan sebagai ikan hias akan bersaing dengan jenis ikan hias lainnya.***ipb.ac.id

Related posts

Pakar Peternakan: Jangan Takut Bisnis Peternakan, Ini Menguntungkan

admin

Siap-siap! Indonesia Maju Expo & Forum 2024 segera Digelar, Buruan Daftar!

admin

Virus Nipah dan Potensinya Menjadi Pandemi Baru

admin

Panen Raya Dimulai hingga April 2023, Mentan: Ketersediaan Beras Melimpah!

admin

Menkes Budi Luncurkan Portable X-Ray Pendeteksi TBC

admin

Inovasi: Dosen FPK UNAIR Manfaatkan Limbah PT Ajinomoto Sebagai Pakan Ikan

admin

Leave a Comment