PPAD Prosperity— Kementerian Pertahanan (Kemhan) menegaskan narasi yang menyebutkan bahwa korban tewas penyerangan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Yahukimo, Papua, merupakan agen intelijen dari TNI merupakan propaganda yang hendak menyudutkan Pemerintah Republik Indonesia (RI) dan TNI.
Hal itu disampaikan Kepala Biro Informasi dan Humas Kementerian Pertahanan, Frega Wenas, melalui keterangan resminya seperti dilansir ANTARA, Kamis (10/4/2025).
Frega meminta agar seluruh pihak bersifat jeli dalam menerima narasi disinformasi dan malinformasi tersebut, karena korban betul-betul merupakan warga sipil yang sedang mendulang tambang emas secara ilegal.
“Jadi propaganda yang dilakukan dengan menyebutkan bahwa itu adalah agen intelijen dari TNI itu sama sekali tidak benar,” kata Frega.
Menurut dia, hadirnya TNI di Papua adalah bentuk hadirnya negara dengan melakukan operasi dalam berbagai pendekatan, mulai dari kesejahteraan, pendidikan, ekonomi, hingga keamanan.
Terlebih lagi, hadirnya TNI itu dilakukan untuk merespons keberadaan KKB atau OPM (Organisasi Papua Merdeka).
“Kita menginginkan Papua itu yang sejahtera sama seperti provinsi-provinsi lain yang ada di Indonesia,” kata dia.
Dia menyatakan, ada sebanyak 11 orang warga sipil yang meninggal akibat serangan sadis yang dilakukan KKB di Yahukimo. Pemerintah pun mengedepankan aparat kepolisian untuk mengevakuasi korban, sebagai bukti bahwa tidak ada prajurit TNI yang menjadi korban.
Menurut dia, narasi yang disampaikan KKB tentang TNI harus diluruskan. Sebab mereka menyampaikan narasi ke pihak-pihak luar negeri, baik individu maupun organisasi sipil untuk menyebarkan propaganda.
“Jangan sampai nanti karena ada propaganda, ada pernyataan yang menggunakan video, dokumentasi kemudian disebarluaskan ke luar negeri terbentuk opini seakan-akan itu adalah benar,” katanya.
Sementara itu, Kaops Satgas Damai Cartenz Brigjen Pol Faizal Rahmadani mengatakan, bahwa pihaknya hingga saat ini baru mengetahui identitas enam pendulang emas yang menjadi korban pembunuhan KKB.
Keenam pendulang emas yang identitasnya sudah didapatkan, yaitu Aidil, Sahruddin, Stenli, Wawan, Feri, dan Bungsu, sedangkan lima lainnya masih belum diketahui.
“Identitas para korban itu diperoleh dari para pendulang yang selamat dari aksi penyerangan dan pembunuhan para pendulang di pedalaman Kabupaten Yahukimo,Papua Pegunungan,” kata Kaops Satgas Damai Cartenz Brigjen Pol Faizal Rahmadani, melalui keterangan resmisnya, Kamis (10/4/2025).
Menurut Faizal, penyerangan yang menewaskan para pendulang itu merupakan tragedi kemanusiaan sehingga Satgas Damai Cartenz akan melakukan penegakan hukum kepada anggota KKB yang menjadi pelakunya.
Dari laporan yang diterima, penyerangan itu dilakukan anggota KKB dari Kodap XVI Yahukimo dan Kodap III Ndugama pada Minggu (6/4/2025) dan Senin (8/4) di kawasan pendulangan yakni Lokasi 22 dan Muara Kum Kabupaten Yahukimo.
Berdasarkan informasi yang diterima, korban pembunuhan mengalami luka bacok, luka tembak, serta luka akibat panah.
Sebanyak 35 orang penambang berhasil mengungsi dan kini berada di Kampung Mabul, Distrik Koroway, Kabupaten Asmat.
Sebanyak 12 orang pendulang emas yang berhasil menyelamatkan diri menggunakan speed boat, tiba di Pelabuhan Logpon, Distrik Dekai, Rabu (9/4/2025).***