PPAD
Uncategorized

Ketum Pertina Besuk Ellyas Pical

PPAD-PROSPERITY – Legenda tinju Indonesia, Ellyas Pical dirawat di ICCU RS Harapan Kita, Jakarta sejak mengalami serangan jantung pada Kamis (20/2/2025). Serangan jantung kali ini merupakan kali ketiga bagi juara dunia IBF kelas Bantam Junior atau Super Terbang tahun 1985 itu.

Kamis 27 februari 2025, Ketua Umum Pertina, Mayjen TNI Purn DR Komaruddin Simanjuntak, SIP, MSc datang besuk, setelah mendapat berita dari Ketua Umum KONI Pusat, Letjen TNI Purn Marciano Norman. Sejak mengalami serangan jantung, Marciano memantau perkembangan kemajuan kondisi Elly secara intensif.

Ketua umum Pertina dan Sekjen Pertina didampingi Mayjen TNI Purn Sunaryo serta Martinez bertemu langsung dengan drg. Rina Siahaya Pical, istri Ellyas Pical yang setia menunggu suaminya selama perawatan. “Istrinya benar-benar setia. Ia bahkan tidur di rumah sakit,” ujar Komar, usai berbincang dengan Rina Siahaya di rumah sakit.

Dari drg Rina Siahaya pula Komar mengetahui perkembangan Elly yang disebutkan semakin membaik. Meski begitu, belum bisa menemui para pembesuk karena baru selesai pemasangan ring. “Memang dokter masih membatasi pasien untuk sementara belum bisa menerima tamu yang datang membesuk,” tambah Komar.

Pengurus Pertina saat besuk Ellyas Pical, diterima istri, drg Rina Siahaya Pical.

Dukungan moral bagi Ellyas Pical sangat penting, dan sangat dibutuhkan hari-hari ini. Karena itu, imbauan Ketua Umum KONI Pusat Marciano Norman kepadanya selaku Ketua PP Pertina untuk hadir di sisi Elly saat terbaring sakit, sangatlah simpatik. “Kami juga meneruskan imbauan Bapak Marciano Norman kepada komunitas tinju Tanah Air. Sekaligus memohon kiriman doa bagi kesembuhan bung Ellyas Pical,” papar Komar.

Betapa pun, Ellyas Pical adalah petinju legendaris Tanah Air. Besar jasanya dalam mengharumkan nama Indonesia di kancah ring tinju dunia. Petinju kelahiran Ullath, Kepulauan Saparua, Maluku 24 Maret 65 tahun lalu itu, juga berjasa bagi geliat pertinjuan di Tanah Air. “Prestasi Ellyas Pical menjadi inspirasi dan motivasi bagi para petinju lain,” katanya.

Petinju kidal berjuluk The Exocet itu, adalah pengagum Mohammad Ali. Sejak kecil, Elly adalah seorang perenang handal. Termasuk, kebiasaannya menyelam sampai ke dasar laut untuk mencari mutiara alam.

Saat usia 13, Elly mulai menggeluti tinju. Awalnya, ia berlatih secara sembunyi-sembunyi, karena orang tuanya melarang. Takan tetapi, larangan berbalik dukungan, saat Elly mulai menunjukkan prestasi, mulai dari juara tingkat kabupaten, hingga menjuarai tinju Piala Presiden. Semua masih di dunia tinju amatir.

Tahun 1983, Ellly mulai terjun ke tinju professional di kelas bantam junior. Berbagai prestasi ia ukir, mulai dari juara OPBF setelah mengalahkan Hi-yung Chung dari Korea Selatan, pada pertandingan perebutan gelar di Seoul, 1984. Prestasi itu mencatatkan namanya menjadi petinju professional Indonesia pertama yang berhasil meraih gelar internasional di luar negeri.

Elly dikenal memiliki pukulan hook dan uppercut kiri yang sangat keras dan sering menjungkalkan lawan. Tahun 1985, Elly merebut gelarr juara IBF di kelas bantam junior dari petinju Korea Selatan, Chun Ju-do dengan pukulan KO.

Ketum PP Pertina, Mayjen TNI Purn Dr Komaruddin Simanjuntak (kedua dari kiri) saat bersama pengurus Pertina membesuk Ellyas Pical. Paling kiri, drg Rina Siahaya Pical, istri Ellyas Pical.

Elly kemudian ditantang petinju Australia Wayne Mulholland pada Agustus 1985, dan berhasil mempertahankan sabuk juaranya. Sabuk juara sempat direbut petinju Republik Dominika, Cesar Polanco, tetapi dalam pertandingan kedua di Jakarta 1986, Elly kembali merebut sabuk juara tadi dengan pukulan KO.

Elly juga sempat mempertahankan gelar melawan petinju Korea Dong-chun Lee. Namun pada tahun 1987, langkah Pical terhenti setelah menyerah dari petinju Thailand, Khaosai Galaxy.

Setelah terjadi pergulatan batin berbulan-bulan karena depresi pasca kekalahan melawan Galaxy, Pical mampu bangkit dan merebut gelar IBF kelas bantam junior kembali dari sang juara bertahan waktu itu Tae-ill Chang, juga dari Korea Selatan. Gelar ini sempat bertahan sampai 2 tahun, hingga akhirnya Pical harus terbang ke Ronoake, Virginia, Amerika Serikat untuk mempertahankan gelar melawan Juan Polo Perez dari Kolombia, (4 Oktober 1989), dan Pical kalah angka.

Dari pernikahannya dengan drg Rina Siahaya, mereka dikaruniai dua putra yakni Lorinly dan Matthew Pical. Sampai saat ini Elly masih bekerja di KONI Pusat sebagai Penasihat Ketua KONI khususnya di bidang tinju.

Kesehariannya, Elly berkantor di KONI, Senayan, Jakarta. Ia berkantor dari pagi hingga jam kantor usai. Koleganya di KONI Pusat sering mamuji disiplin dan desikasi Elly pada tugas. “Kita doakan semoga bung Elly Pical lekas pulih dan bisa melanjutkan kontribusinya bagi kemajuan tinju Tanah Air,” pungkas Komaruddin. (*)

Related posts

Prajurit Yonif 305 Kostrad Gelar Panen Raya Bersama Masyarakat, Dukung Ketahanan Pangan

admin

Aster Panglima TNI Tinjau Kesiapan Serbuan Teritorial di Wilayah Pemalang

admin

Silaturahmi PPAD – PPAU, Membangun Kerja Sama Lebih Solid

admin

Enam Efek Makan Mie Instan Setiap Hari yang Perlu Diwaspadai

admin

Piala Kasad Tuai Antusiasme Ribuan Atlet Pencak Silat, Jenderal Maruli: Saya Bangga!

admin

Kasad: Profesionalisme, Integritas dan Inovasi, Kunci Hadapi Tantangan Masa Depan

admin

Leave a Comment